Tulisan FF exo horror, FF yadong exo, ff exo comedy ini diambil dari http://tripelcrazy.blogspot.com/2014/04/normal-0-false-false-false-en-us-ko-x.html
“E.X.O!!!”
“Baekhyun oppa!!”
“Luhan oppa
saranghae!!”
Teriakan fangirl bergema di studio. Ya, hari ini EXO
melakukan comeback stage di M!Countdown dengan membawakan lagu baru kami. Di Backstage kami sedang mempersiapkan diri
untuk tampil.
“hyung? Bagaimana? Kau sudah siap dengan comeback stage kita
hari ini?” Jongin menepuk bahuku dari belakang.
“Ya.” aku mengangguk pelan kepada Jongin.
“cepat hyung, kita sudah dipanggil untuk tampil.” Jongin
mendorongku pelan.
Aku pun bergegas naik ke stage, teriakan fans begitu
menggema setelah kami (EXO) ke stage.
Musik pun mulai, dan kami pun bernyanyi dan menari sesuai
irama.
Setelah penampilan
kami selesai, kami berterimaksih kepada fans yang telah datang ke comeback
stage kami dan mendukung kami.
Aku tersenyum kepada semua fans, memperhatikan mereka yang
berada di barisan depan satu persatu, sampai aku melihat seseorang.
Seorang gadis yang selama ini mengganggu kami (EXO). Yang
membuat kami celaka.
Aku memandangnya sekilas, sudah muak dengan wajahnya yang
selalu kulihat hampir setiap hari.
Ya, setiap hari.
Jika dia hanya seorang fansite noona dan mengambil foto kami
setiap hari itu tidak masalah.
Tetapi gadis itu –yang kuyakini berusia sama denganku-
selalu mencoba membuat kami celaka. Sasaeng
fans.
Dia pernah menyusup ke dalam dorm kami, dan untungnya
sebelum dia sempat berbuat sesuatu, manager hyung sudah memergokinya.
Wajah gadis itu ceria, dia juga cantik. Tetapi mungkin tidak
ada yang menyangka bahwa dibalik wajahnya itu terdapat sifat yang mengerikan.
***
Aku berbaring di ranjang, setelah schedule yang padat hari
ini, akhirnya kami dapat beristirahat di dorm.
Suara pintu kamar ku –yang juga kamar Xiumin hyung, Tao, dan
Chanyeol- terbuka.
Aku mendongakkan kepalaku sedikit. Ah, ternyata Chanyeol.
“Dia datang lagi.” Ucapku pada Chanyeol yang berbaring di
ranjangnya.
“Aku tahu. Yah, seperti biasanya.” Ucap Chanyeol sambil
berbaring di ranjang, lalu memejamkan matanya.
“Hal apa yang akan dia rencanakan untuk mencelakakan kita
lagi?”
“Entahlah. Aku tidak tau dan tidak mau tau. Aku ingin tidur.
Tutup mulutmu dan jangan berisik.”
Chanyeol membelakangi ku lalu menutupi seluruh tubuhnya
dengan selimut.
“Awas kau!” aku melempar bantal ke arahnya dan kembali
bergulat dengan pikiranku sendiri.
Aku berbaring dan memejamkan mata, mengingat semua hal yang gadis
itu lakukan pada kami.
Sebenarnya semua member mengetahui gadis itu. Tetapi mereka
tidak begitu mempedulikannya. Mereka hanya berkata bahwa gadis itu tidak akan
melakukan hal yang lebih buruk lagi.
Walaupun semua member berkata begitu, aku tetap saja waspada
kepada gadis itu.
Dia pernah menuangkan pembersih lantai di kamar mandi dan
membuat Jongin tergelincir sehingga kakinya terkilir dan ia tidak dapat latihan
menari beberapa minggu.
Dia pernah memasukkan udang ke makanan Luhan hyung –entah
bagaimana caranya- sehingga Luhan hyung harus ke Dokter karena ia alergi
seafood
Dia pernah mengirim foto
tangannya yang berdarah karena ia iris menggunakan pisau.
Dia pernah menulis surat yang ia
tulis menggunakan darahnya yang berbunyi, “kau akan menjadi milikku. Kau hanya
untukku, Baekhyun oppa.”
Dia pernah menendang kaki Suho hyung di Airport saat
penjagaan tidak terlalu ketat.
Dan beberapa hal lainnya yang mengusik kami.
Dan hal yang paling tidak dapat aku percaya adalah, ketika
ia menyusup ke dorm kami.
***
Aku membuka pintu van, dan para fans ku dan member lainnya
mulai merapat ke van. Aku mempersilakan member lain keluar van dan masuk ke
dalam gedung SM terlebih dahulu, dan aku
yang terakhir keluar dari van.
Gadis itu lagi, seperti biasa. Fansite dan fan berdesakan di
sekeliling ku. Gadis itu berdiri di barisan paling depan dan hanya diam, tidak
seperti fans yang lain yang sibuk mengambil gambar dan melambaikan tangan ke
arah ku.
Kurang dari satu meter lagi aku melewatinya, dan aku melihat
benda berkilat ia genggam di tangan kanannya.
Aku tidak dapat melihat benda apa itu, tetapi ketika aku
berdesakan dengannya, aku merasa tubuhnya mendorongku, lalu ia mendongakkan
kepalanya menatapku dan menyeringai. Seringaiannya membuat ku sedikit takut.
Itu bukan senyuman seorang fans kepada idolanya. Senyuman itu mengerikan. Aku tersenyum
dengan terpaksa ke arahnya, lalu bergegas masuk ke gedung SM.
Aku menuju ke ruang latihan, lalu membuka pintu dengan kasar
sehingga member lain menatap ku aneh.
“Baekhyun….” Minseok hyung memperhatikan celanaku.
Aku merasa curiga.
“Ada ap-“
“AAAAAAaaaaaaaaaaa!!”
“Baekhyun!”
Entah bagaimana dan kenapa, paha kiri ku mengeluarkan banyak
darah. Bahkan darahnya menetes di lantai. Aku sedikit shock.
Lalu Minseok dan Kris hyung mengantar ku ke kamar kecil untuk memeriksa dan membersihkan
luka di pahaku.
Luka itu luka irisan, yang panjangnya sekitar 15 cm tetapi
tidak terlalu dalam.
Aku membersihkan lukaku, terasa sangat perih.
“Bagaimana bisa sesuatu menusukmu hingga merobek celana
jeans mu dan mengiris pahamu?” Kris hyung berkomentar saat kami sudah berkumpul
lagi di ruang latihan.
“itu pasti pisau. Tidak mungkin benda lain.” Jawab Minseok
hyung.
“Tapi hyung, sebelum kau memberitahuku bahwa paha kiriku
terluka, aku bahkan tidak merasa sakit sama sekali.” Ucapku.
Sejenak ruangan hening.
“Gadis itu!” pekik ku.
“Bagaimana bisa?”
“Tidak mungkin”
“Tapi aku melihatnya.” Ucapku.
Semua member menoleh ke arahku.
“Aku melihat ia membawa sebuah benda berkilat di tangan
kanannya. Tetapi awalnya aku tidak tau apa benda itu. tapi setelah kejadian
ini, aku yakin dia yang menggoresku dengan pisau.” Ucapku.
“Suho hyung, aku sudah berkata kepadamu berkali-kali bahwa gadis
itu tidak normal, hyung. Dia sasaeng.” Lanjutku.
“kita sebaiknya mulai berhati-hati padanya.” Ujar Suho hyung
menatap semua member satu persatu.
***
“oppa, kau diciptakan
hanya untukku.”
“tidak akan ada yang
boleh memisahkan mu dengan ku oppa.”
“kalau perlu aku akan
memusnahkan semua orang yang memisahkan kita, oppa”
“pergi! Pergi dari
sini! Siapa kau sebenarnya?!”
“aku? Aku orang yang
akan menjadi milikmu selamanya oppa, aku Lee”
“Baekhyun!”
Aku mengerjapkan mataku. Kulihat disamping ranjangku ada
Xiumin hyung, Tao, dan Chanyeol yang melihatku khawatir.
“Ada apa?” tanyaku.
“Seharusnya kami yang bertanya, bodoh.”
“Tao, kalau kau tidak memanggilku hyung dan mengataiku bodoh
sekali lagi, kau akan mati.” Ucapku pada si maknae tengil itu.
“Kau kenapa, bodoh? Kau tidur dan berteriak tidak jelas. Kau
membuat kami takut.”
Aku diam, mengingat mimpiku tadi. Lee.
Gadis itu bernama Lee?
“Dia… aku bermimpi tentang dia…”
“siapa?”
“Dia, Lee. Gadis itu bernama Lee.”
“Lee? Bagaimana kau tau?”
“entahlah, di dalam mimpiku dia berkata bahwa namanya adalah
Lee. Aku kira dia Phsycho. Aku takut.”
“Itu hanya mimpi, bodoh. Mana mungkin kau tau nama seseorang
yang bahkan kau belum kenal dan belum kau temui sebelumnya?” lagi-lagi, si
tengil itu mengatai aku bodoh.
“Sudahlah, cepat tidur! Besok jadwal kita padat.”
***
“oppa, tatap aku, aku
akan selalu bersamamu oppa. Aku akan selalu mengikutimu kemanapun kau pergi”
“kemanapun kau
pergi…..”
“kemanapun kau pergi….”
“Baekhyun! Byun Baekhyun bangun!!”
aku membuka mataku, dan melihat Tao berdiri di sisi ranjang.
“mimpi gadis itu lagi huh?”
Aku mengangguk, lalu meregangkan otot-otot tubuhku yang terasa
kaku.
“Aku tidak tahan. Aku tidak ingin terus-terusan melihat gadis
itu baik di dunia nyata maupun mimpi.”
“Hyung, aku juga takut.” Ucap Tao. Anak itu tidak biasanya
memanggilku dengan sebutan hyung.
“Hyung, kau tau? Aku juga bermimpi tentangnya. Dia ingin
membunuh kita hyung.”
Wajah Tao terlihat pucat. Keringat bercucuran di dahinya.
“hyung, aku ingin tidur denganmu. Aku tidak dapat tidur,
hyung. Suara gadis itu selalu terngiang di kepalaku.”
Aku mengangguk dan memberinya tempat berbaring di sisiku.
“terimakasih hyung.” Tao berbaring di sisiku, memejamkan
matanya dan mulai tidur.
Aku menatap langit-langit. Lee –gadis itu- meneror kami
melalui mimpi. Bagaimana bisa?
***
“Baekhyun oppa, aku
akan berada disisimu dan membuatmu selalu bahagia.”
“tidak akan ada yang
menyakiti dirimu jika kau bersamaku, oppa.”
“Byun Baekhyun…. Byun
Bekhyun….”
Aku terbangun dari mimpiku untuk kesekian kalinya. Kali ini
tidak ada yang membangunkanku. Aku terbangun karena suara yang kudengar di
mimpiku ternyata juga terdengar di dunia nyata. Ini suara Lee! Tidak mungkin!
Aku melirik ke arah Tao yang berbaring di sisiku.
“Tao! Tao! Huang Zi Tao!!” aku berteriak membangunkannya,
tetapi ia tidak juga terbangun. Ini aneh. Ada sesuatu yang tidak beres disini.
Apa Tao mati?
Aku memeriksa denyut nadinya, dia masih hidup. Lalu kenapa
dia tidak juga bangun?
Suara Lee semakin jelas di telingaku.
“Byun Baekhyun….Byun
Baekhyun…”
Aku duduk di ranjang, dan beranjak menyalakan lampu kamar.
Tetapi lampu kamar itu mati. Tidak dapat menyala sama sekali.
Aku membuka pintu kamarku, lalu mencoba menyalakan lampu
ruang televisi. Tetapi juga tidak menyala.
“Hyung! Suho hyung!” aku berteriak memanggil nama Suho hyung
hingga suaraku menggema di seluruh ruangan, tetapi tidak ada jawaban.
“Byun Baekhyun…”
Suara itu kali ini berada tepat di telinga kananku. Bulu
romaku meremang.
Aku menoleh ke arah kanan, tetapi tidak ada seorang pun
diruangan itu.
“Sehun! Jongin!” kali ini aku memanggil kedua dongsaengku,
tetapi tetap tidak ada jawaban.
Ruang TV gelap gulita. Yang ada hanya cahaya bulan yang
masuk dari ventilasi.
“Byun Baek-“
“CUKUP! Siapa kau sebenarnya? kumohon jangan ganggu aku
lagi!” aku berteriak tidak jelas dan berputar-putar ditempat. suaraku menggema
di seluruh ruangan.
“oppa….” Gadis itu, Lee, berada di sisi jendela. Siluet
wajahnya dari samping terlihat karena cahaya bulan.
“kau? Lee?”
“Iya, oppa. Ini aku Lee.
Aku akan selalu mencintaimu oppa. Aku akan melawan siapa saja yang akan
memisahkan kita, bahkan membunuhnya. Seperti orang itu!”
Lee menunjuk sesuatu tergeletak di lantai dekat TV. Jongdae?
“Jongdae?” aku berteriak. mataku membulat. Aku mendekati
tubuh Jongdae.
“Jongdae!” aku merasakan cairan lengket berbau anyir di kaki
ku. Darah! Itu darah Jongdae! Darah itu berasal dari kepalanya.
Aku memeriksa denyut jantungnya, ia masih hidup.
“apa yang kau lakukan padanya?! Apa yang kau lakukan pada
member lain?!”
“Jongdae melihatku saat aku sedang menyusup ke dorm ini,
jadi, karena hanya ada tongkat baseball di ruangan ini, aku memukulnya dengan
tongkat baseball.” Ucap gadis itu sambil tersenyum manis.
“kau sudah gila.”
“aku gila karena dirimu oppa.”
“bagaimana dengan member lain.”
“aku memasukkan obat tidur dosis tinggi kedalam minuman
mereka.”
Aku kembali melotot.
“bagaimana bisa?”
“apapun bisa aku lakukan untukmu oppa.”
Gadis ini sudah benar-benar gila. Dia bisa membunuh member
lainnya.
“cukup. Aku mohon, tolong jangan ganggu kami lagi, ku
mohon.”
“Tapi aku akan melindungimu, oppa.”
“melindungi? Kau bilang ini melindungiku huh? Kalau kau melindungiku, untuk apa kau mengiris
paha kiriku menggunakan pisau? Untuk apa kau mencelakai member lainnya?
Menyakiti member lain sama saja kau menyakitiku, tahu?!”
“Oppa, aku melakukan semua itu agar setiap kau melihat bekas
luka itu, kau mengingat betapa aku mencintaimu. aku melakukan yang terbaik untukmu. Semua
itu hanya untukmu oppa. Agar kau
bahagia.”
“itu bukan yang terbaik. Aku tidak mengerti bagaimana
sebenarnya jalan pikiranmu. Aku tidak mungkin bahagia kalau kau bersikap
seperti itu. Kau phsycho.”
“Baek? Baekhyun?”
Itu suara Luhan hyung.
“Hyung? Luhan hyung?!”
Samar-samar aku melihat bayangan Luhan hyung di pintu
kamarnya.
“Baekhyun?kau dimana?”
“hyung!” aku menepuk pundaknya.
“Baekhyunnie, disana ada siapa?”
“Lee, hyung. Gadis itu…”
“Dimana dia? bagaimana dia bisa masuk kesini? Kepalaku
terasa sangat pusing..”
Luhan hyung limbung.
“hyung, dia lari ke dapur!”
aku berlari kedapur sambil menarik lengan Luhan hyung.
“Tidak ada siapapun disini.”
Aku dan Luhan hyung mencari-cari Lee tetapi dia lenyap!
“Aku akan
menyingkirkan orang yang memisahkan kita oppa.”
Tiba-tiba suara Lee menggema di seluruh ruangan.
“Jangan!”
Terlambat. Lee telah menusuk perut Luhan dengan pisau hingga
pisau itu menancap di perutnya.
“Kau! Apa yang kau lakukan hah? Kau benar-benar di luar
batas! Kau bukan manusia! Kau iblis ! Pergi dari sini dan jangan pernah ganggu
kami lagi. Kalau kau menyakiti member lain, kau menyakitiku juga. Buatlah
member lain bahagia kalau kau mau melihatku bahagia. Bersikaplah seperti fans
biasa, mereka membuat kami bahagia tanpa menyakiti kami maupun orang lain.
Mereka dapat membuat kami bahagia hanya dengan melihat perjuangan mereka
berdesakan dengan orang lain untuk bertemu dengan kami. Mereka dapat membagi
waktu sekolah dan waktu bertemu dengan kami. Kau tahu? Kalau saja sikapmu tidak seperti
ini, mungkin aku akan menyukaimu. Sekarang sebaiknya kau pergi dari sini, ku
mohon, jangan ganggung hidup kami lagu. Biarkan kami hidup tenang.”
“oppa, aku menyayangimu. Baiklah kalau itu maumu oppa”
Lee mendongakkan kepalanya lalu menyeringai menyeramkan.
Seperti orang yang kerasukan.
Ia menatapku tajam. Tiba-tiba jendela dapur terbuka dan angin malam berhembus kencang
masuk ke dalam ruangan.
Lee berjalan mendekat dan semakin mendekat. Kaki ku tidak
dapat bergerak.tetapi aku masih dapat mengerakkan badanku.
“Oppa, aku ingin memelukmu.”
Lee memeluk Baekhyun. Bersamaan dengan itu, Baekhyun
merasakan ada benda runcing dan dingin yang menembus perutnya.
“Oppa, jangan lupakan aku, saranghae.” Ucap Lee di telinga
Baekhyun, lalu menghilang entah kemana, meninggalkan Baekhyun dengan luka tusuk
di perutnya.
***
“hyung kau sudah sadar?”
“Baekhyun kau sebenarnya kenapa?”
“Hei jangan memberinya banyak pertanyaan, dia baru sadar!”
Aku mengerjapkan mata. Berbagai pertanyaan datang
bertubi-tubi kepadaku.
Jongdae memberiku segelas air untuk menenangkanku.
Tunggu dulu. Jongdae? Bukankah kepalanya kepalanya dipukul
tongkat baseball semalam? Mengapa dia baik-baik saja?
“Jongdae? Kau baik-baik saja?” tanyaku pada Jongdae, yang
disusul tatapan aneh dari member lainnya.
“Aku? Memangnya aku kenapa? Seharusnya aku yang bertanya
seperti itu padamu, bodoh. Kau menusuk perutmu sendiri lalu kau koma selama 3
hari! Kau membuat kami khawatir.”
Aku? Menusuk perutku sendiri? Tidak mungkin. Semalam gadis
itu yang menusuk perutku!
Aku melihat perutku dengan susah payah. Bekas tusukan itu.
ya, tepat dimana gadis itu menusukkan pisau ke perutku. Tidak salah lagi! Bukan
aku yang melakukannya, tapi dia!
“aku tidak pernah enusukkan pisau ke perutku sendiri. Gadis
itu yang melakukaannya!”
Member lain lagi-lagi menatapku aneh. Hei? Sepertinya ada
yang tak beres.
“Luhan hyung, bukankah kau juga ditusuk oleh gadis itu?
benar kan hyung.”
Luhan hyung menautkan kedua alisnya,”aku? Tidak.Sepertinya
otakmu sedikir tergeser baek. Kau dari tadi mengada-ngada.”
“Saat itu, setelah tengah malam, kau tiba-tiba bangun dari
tidurmu, berjalan seperti orang mati, dan tiba-tiba kau menusukkan pisau yng
berada di atas meja makan ke perutmu sendiri, lalu kau pingsan.” Suho hyung
menjelaskan.
“aku tidak merasa pernah melakukan itu, hyung. Kau pikir aku
cukup gila untuk menusuk diriku sendiri hyung?”
“yah, mungkin.”
“hyung!”
***
Ah, hari ini aku berada di dorm sendiri. Karena kejadian
aneh beberapa hari lalu yang menyebabkan perutku terluka, jadi manager hyung
menyuruhku beristirahat sedangkan member lainnya sedang tampil di suatu acara
musik.
Aku duduk di depan TV, menonton acara musik.
Byun baekhyun…. Byun
baekhyun….
Oh tidak. Suara itu lagi.
Tidak Baek. Itu hanya halusinasimu. Halusinasi.
Baekhyun oppa……
Oke, kali ini aku mulai takut.
Byun baekhyun..
Lagi-lagi suara itu terasa berada di telingaku.
Tidak, jangan lagi. Kumohon.
Byun Baekhyun..
Gadis itu datang lagi. Tepat di depan jendela ambil
menyeringai menyeramkan. Dengan wajah yang menyeramkan.
Oh tidak.
No comments:
Post a Comment